Selasa, 25 Desember 2012

Softskill ( Bahasa Indonesia )

Hati-Hati, 63% Software Bajakan Telah Terinfeksi Malware

Microsoft hari ini mengumumkan hasil studinya yang menemukan bahwa 63 persen dari DVD perangkat lunak palsu dan komputer dengan copy illegal Windows mengandung infeksi malware berisiko tinggi dan virus. Studi ini dilakukan oleh Microsoft s Security Forensics team pada 118 sampel yang dibeli dari penjual di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Secara keseluruhan, dalam studi awal ini menemukan 2.000 kasus infeksi malware dan virus-termasuk varietas yang sangat berbahaya seperti backdoors, hijackers, droppers, bots, cracker, pencurian password, dan trojan.
Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa dari 77 % dari komputer yang diperiksa, Windows Update telah dinonaktifkan atau kembali dialihkan ke layanan pihak ketiga. Dengan Windows Update dinonaktifkan, sistem komputer tidak melewati pengecekan keaslian software asli dan juga ditolak untuk mengakses pembaharuan sistem keamanan yang kritis, sehingga sistem menjadi tidak berdaya terhadap serangan cyber berbahaya, infeksi virus dan hacking.
Para kriminal di dunia maya menggunakan malware untuk berbagai kegiatan ilegal invasif yang menghasilkan keuntungan dari mencuri kegiatan perbankan konsumen dan informasi kartu kredit, melakukan spamming e-mail ke konsumen dan kontak social media dengan melakukan permintaan palsu untuk sumbangan amal atau penawaran palsu (misalnya, untuk obat resep palsu). Belakangan, kegiatan ini dilakukan oleh atau dengan arahan yang terorganisir, untuk keuntungan pelaku usaha kriminal. Bagi pelaku bisnis, risiko yang terkait dikarenakan menggunakan komputer yang terinfeksi malware, software bajakan yaitu termasuk rendahnya produktivitas TI, kegagalan sistem kritis dan gangguan pelayanan, dan pencurian data rahasia perusahaan menyebabkan kerugian finansial yang parah dan membahayakan reputasi.
''Menggunakan PC dengan perangkat lunak palsu adalah seperti pindah ke lingkungan yang tinggi tingkat kejahatan dan meninggalkan pintu Anda terbuka- sehingga sangat berisiko. Konsumen dengan perangkat lunak bajakan tidak memiliki jaminan bahwa data sensitif mereka, kegiatan dan komunikasi akan aman dari kriminal di dunia maya yang berniat untuk melakukan kejahatan. Sebagai hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahaya perangkat lunak palsu adalah nyata dan konsumen harus bersikeras meminta perangkat lunak asli saat membeli PC baru,'' kata Widyaretna Buenastuti – Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP).
''Studi ini jelas menunjukkan bahwa menggunakan perangkat lunak palsu adalah situasi yang berbahaya,'' kata Astrid Tuminez, Regional Director Corporate and Legal Affairs Microsoft Southeast Asia. ''Software bajakan merupakan tempat berkembang biak bagi cybercrime, dan biaya menggunakannya berpotensi jauh lebih tinggi dari harga beli software asli. Kami ingin membantu konsumen memahami risiko yang terlibat dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memastikan penggunaan PC yang aman.''
Konsumen yang mencurigai bahwa mereka telah menerima perangkat lunak palsu atau bajakan dihimbau untuk melaporkannya di www.microsoft.com/piracy. Konsumen yang melaporkan dugaan pelanggaran dapat memberikan wawasan berharga dan memiliki dampak positif dalam memerangi pembajakan.
Temuan di Asia Tenggara yang diumumkan hari ini adalah sejalan dengan penelitian serupa yang dirilis minggu lalu oleh Microsoft China. Microsoft saat ini sedang memperluas penelitian di Asia Tenggara untuk menyertakan sebuah sampel yang lebih besar dari PC dan DVD yang berisi perangkat lunak bajakan, dan mengharapkan untuk mempublikasikan hasil studi keseluruhan dan analisis pada kuartal pertama tahun 2013.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar